Tutup

Karyawan Vale tersenyum di lanskap hijau. Dia mengenakan seragam Vale
hijau, kacamata, helm, dan penutup telinga. Artefak gelombang visual Vale
com.liferay.portal.kernel.util.DateUtil_IW@4dfa7eaa
Foto: Vale Indonesia
com.liferay.portal.kernel.util.DateUtil_IW@4dfa7eaa
Foto: Vale Indonesia

Menciptakan nilai melalui program sosial

Enam tahun terakhir, kami mengimplementasikan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Program tersebut kami jalankan dengan memprioritaskan wilayah pedesaan lewat Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM).

Pendekatan ini kami jalankan pertama kali di Luwu Timur. Kabupaten ini memiliki keunikan demografis, yakni kawasan pedesaan yang menempati lahan 60,76% dari total wilayah kabupaten, persentase terbesar di Indonesia. Dengan keunikan ini, Luwu Timur berpotensi menjadi model dalam pendekatan pembangunan berbasis kawasan perdesaan.

Pendampingan Pertanian dengan Metode SRI Organik

Kami mendampingi dan membina lebih dari 100 petani dengan total sawah 53 Ha. Kami menargetkan bisa mencapai 120 Ha sawah yang bisa kami berikan pendampingan SRI organik. Rata-rata mereka dapat berproduksi padi organik 7 ton/ ha. Produk SRI organik telah mendapatkan sertifikasi organik inofice (tanah dan produk) & merek dagang beras matano Kelembagaan lokal: APSO (asosiasi petani organik SRI). Produk mereka saat ini dipasarkan ke 25 kios dan distributor di Luwu Timur.

Terus gulir untuk mengetahui lebih lanjut

Pertanian organik yang awalnya untuk beras, kini berkembang menjadi budidaya sayur organik, dan pemanfaatan bahan herbal organik untuk peternakan ayam organik. Secara berkala, kami ikut menggencarkan kampanye budidaya sayur organik, tak hanya di Luwu Timur, tetapi juga di dua area operasi kami lainnya, yakni di Kabupaten Morowali dan Kabupaten Kolaka.

Kami memfasilitasi dokter yang juga praktisi herbal untuk mengajak petani maupun masyarakat umum, untuk familiar dengan budidaya sayur organik, dan memberi keterampilan dalam memanfaatkan tanaman herbal yang juga dibudidayakan secara organik.

Sementara, untuk peternakan organik, kami turut berbagga, karena mendorong kelompok rentan, yakni penyandang disabilitas, untuk mengadopsi pola peternakan ayam kampung secara organik. Mulai 2022 lalu, kami mengembangkan kawasan unggul peternakan di Desa Matompi, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, dengan memberikan bantuan berupa kandang ayam dan anakan ayam kampung organik kepada pemuda disabilitas, anggota kelompok peternakan ‘Woliko’. Kelompok Woliko ini terdiri atas 12 pemuda, dan enam di antaranya merupakan penyandang disabilitas.

Kami membina 87 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)  yang secara intensif kami dampingi dan berikan pelatihan. Mereka terklasifikasi ke dalam 3 kelompok dan tingkatan, yakni Pemula, Menuju Mandiri, dan Mandiri. Kami memulai program ini pada 2018 dengan awal mulanya masih 64 orang. Secara bertahap pada 2022 sudah ada lima orang pelaku usaha yang masuk kategori mandiri atau golongan layak memperoleh pembiayaan.

Guna memantapkan sinergi dengan masyarakat, kami juga melibatkan Badan Usaha Milik Desa Bersama, BUMDesma, untuk meningkatkan dampak perekonomian, dari program-program PPM yang kami jalankan. Misalnya, di Sorowako, kami bekerja sama dengan BUMDesma Anatowa Otolu untuk mengembangkan Galeri Kareso Anatowa, yang menjadi sentra produk UMKM Luwu Timur. Pada beberapa kesempatan pada berbagai pameran di lingkup Sulawesi Selatan maupun Jakarta, kami memfasilitasi pihak BUMDesma dan produk UMKM untuk ikut mengekspos usaha-usaha mereka.

Guna meningkatkan keterampilan di bidang kewirausahaan, kami juga aktif melakukan seminar, pelatihan, hingga sesi khusus untuk karyawan yang akan memasuki masa pensiun

Kisah lain dalam sinergi dengan BUMDesma untuk mendongkrak perekonomian masyarakat desa, adalah bantuan rumah produksi pakan ikan yang kini diberi merek “Gembae”. Produk pakan ikan ini dikembangkan oleh BUMDesma Karya Sipatuo, Desa Balantang, Luwu Timur. Masyarakat setempatlah yang memiliki ide orisinil untuk mengubah ikan-ikan invasif seperti nila dan mujair, yang kerap memangsa bibit ikan bandeng dan udang yang dikembangkan masyarakat. Pendampingan dan bantuan peralatan membawa ide ini menjadi produk konkret, yang telah menghasilkan pakan ramah lingkungan mencapai 2 ton pada bulan pertama rumah produksi beroperasi.

Program unggulan kami lainnya, yakni Unit Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Herbal. Bekerja sama dengan komunitas dan pemda, kami membangun Rumah Sehat HIPHO, aktif melakukan pelatihan, dan memfasilitasi praktik-praktik berbasis herbal yang dijalankan oleh komunitas.

Beberapa pelatihan herbal yang kami fasilitasi antara lain, bantuan program Pelatihan Dasar dan Lanjutan Herbal, Pengantar Penyakit, Pengolahan Herbal, Terapi Dasar, Pengemasan dan produksi produk herbal, Pelatihan pelatih Posyandu Herbal, dan Entrepreneurship of “Jamu” and “Griya Sehat”. Hingga 2022, kami telah memfasilitasi pelatihan kepada 379 orang yang rerata adalah ibu rumah tangga. Sebanyak 38 di antaranya telah mendapatkan sertifikat sebagai penyehat tradisional.

Pendekatan yang kami lakukan untuk mendorong pemanfaatan tanaman herbal untuk kesehatan masyarakat sempat mendapat rekognisi pada 2022 lalu berupa penghargaan kategori emas (Gold) dari Indonesia Sustainable Development Award (ISDA).

Raihan positif tersebut menjadi energi bagi kami untuk semakin luas memperkenalkan UKBM herbal ke proyek pengembangan kami di Morowali dan Kolaka. Pada 15 Juni 2023, kami kembali menggelar Pelatihan Herbal Organik. Pada kegiatan ini, kami menghadirkan pemateri, yakni Ahli Herbal Medik, dr. Rianti Maharani, Ahli Tanaman Organik, Alik Sutaryat, serta dan 126 petani yang berasal dari 13 desa pemberdayaan PT Vale Indonesia Growth Project (IGP) Morowali.

Sebelumnya, pada 18 Mei 2023 pelatihan serupa juga digelar selama lima hari di Kolaka. Peserta pelatihan terdiri dari petani dan ibu rumah tangga diberikan beberapa materi, yakni praktek pembuatan dan aplikasi pupuk organik, pengendalian hama yang efektif, serta mengolah produk pertanian dan herbal untuk meningkatkan pendapatan.

Fotógrafo: xxxx

Realisasi PPM juga mencakup dukungan pembangunan infrastruktur penunjang. Pada tahun 2022, realisasi biaya infrastruktur penunjang PPM mencapai US$2.786.450 meliputi Blok Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa, dengan realisasi di antaranya: 

  • Pembangunan jaringan air bersih baru di Kecamatan Towuti
  • Operasional dan pemeliharaan jaringan air bersih Kecamatan Towuti
  • Program pengembangan infrastruktur pemukiman Dongi Ledu-Ledu, seperti renovasi rumah, perbaikan akses jalan pemukiman, dan assessment pembangunan jaringan air bersih
  • Pemeliharaan dan perbaikan fasilitas umum dan infrastruktur publik dalam wilayah pemberdayaan PT Vale meliputi empat kecamatan, yaitu Kecamatan Nuha, Kecamatan Towuti, Kecamatan Wasuponda dan Kecamatan Malili
  • Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana di Kecamatan Bahodopi, seperti renovasi Puskesmas, pembangunan pagar sekolah, pembangunan kantor desa, pembangunan drainase, pengembangan budidaya perikanan dan pertanian, serta pemberdayaan masyarakat.

Fotógrafo: xxxx

Find out more